Home » , » Etika Buang Air

Etika Buang Air

Hal-hal yang Harus Diperhatikan oleh Orang yang Hendak Buang Air
1.      Ia mencari tempat yang sepi dari manusia dan jauh dari penglihatan mereka, karena diriwayatkan bahwa jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak buang air besar, maka beliau pergi hingga tidak dilihat siapa pun. (Diriwayatkan Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
2.      Tidak membawa masuk apa saja yang di dalamnya terdapat dzikir kepada Allah Ta’ala, karena diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengenakan cincin yang ada tulisan Rasulullah, namun jika beliau masuk ke WC maka beliau melepasnya. (Diriwayatkna At-Tirmidzi dan ia men-shahih-kannya).
3.      Masuk ke dalam toilet/WC dengan mendahulukan kaki kiri, sambil berdoa,
بِسْمِ اللهِ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Dengan nama Allah, sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan perempuan.”
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu membaca doa di atas jika hendak masuk ke dalam WC.
4.      Tidak mengangkat pakaiannya agar auratnya tidak terbuka.
5.      Tidak menghadap kiblat atau membelakanginya ketika buang air kecil, atau buang air besar, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلَا تَسْتَدْبِرُوْهَا بِغَائِطٍ وَبَوْلٍ
“Janganlah kalian menghadap kiblat, dan jangan pula membelakanginya ketika buang air besar atau buang air kecil.” (Muttafaq Alaih)
6.      Tidak buang air kecil, atau buang air besar di tempat berteduh manusia, atau di jalan mereka, atau di air mereka, atau di pohon-pohon mereka yang berbuah, karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
اِتَّقُوا المَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ : اَلْبَرَازُ فِي المَوَارِدِ وَ قَارِعَةِ الطَّرِيْقِ وَالظَّلَّ
“Takutlah kalian kepada tiga tempat laknat: buang air besar di aliran air, (buang air besar) di jalan, dan (buang air besar) di tempat berteduh.” (Diriwayatkan Al-Hakim dengan sanad yang baik)
7.      Tidak mengobrol ketika sedang buang air besar, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا تَغَوَّطَ الرَّجُلَانِ فَلْيَتَوَارَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَنْ صَاحِبِهِ ، وَلَا يَتَحَدَّثَا فَإِنَّ اللهَ يَمْقُتُ عَلَى ذَلِكَ
“Jika dua orang buang air besar, maka hendaklah setiap orang dari keduanya bersembunyi dari orang satunya, dan keduanya jangan mengobrol, karena Allah membenci hal tersebut.”

Alat Istinja’
1.      Tidak beristinja’ dengan tulang, atau kotoran hewan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا تَسْتَجْمِرُوا بِالرَّوْثِ وَلَا بِالْعِظَامِ ، فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ .
“Janganlah kalian beristinja’ dengan kotoran hewan dan tulang, karena keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian dari jin.”
(Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)
Juga tidak beristinja’ dengan apa saja yang di dalamnya terdapat manfaat, seperti pohon rami yang bisa digunakan, atau daun, dan lain sebagainya. Juga tidak beristinja’ dengan sesuatu yang bernilai, seperti sesuatu yang bisa dimakan, karena meniadakan sesuatu yang bermanfaatm dan merusak sesuatu yang berguna itu haram.
2.      Tidak cebok, atau beristinja’ dengan tangan kanan, dan tidak menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يَمَسَّنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِيْنِهِ وَهُوَ يَبُوْلُ ، وَلَا يَتَمَسَّحُ مِنَ الْخَلَاءِ بِيَمِيْنِهِ
“Janganlah salah seorang dari kalian menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya, dan tidak cebok di WC dengan tangan kanannya.” (Muttafaq Alaih)
3.      Melakukan istinja’ dengan ganjil, misalnya beristinja’ dengan tiga batu. Jika merasa belum bersih, maka dengan lima batu, karena Salman Radhiyallahu ‘anhu, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, atau kami beristinja’ dengan tangan kanan dengan batu kurang dari tiga, atau kami beristinja’ dengan kotoran hewan, dan tulang.” (Diriwayatkan Muslim)
4.      Jika ingin menggunakan air dan batu, maka terlebih dahulu menggunakan batu, kemudian dengan air. Jika cukup dengan salah satu dari keduanya, maka diperbolehkan, hanya saja dengan air itu lebih baik, karena Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata, “Perintahkan suami-suami kalian istinja’ dengan air, karena aku malu kepada mereka, dan karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terbiasa berbuat seperti itu.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia men-shahih-kannya)

Apa yang Harus Diperhatikan Usai Buang Air Kecil
1.      Keluar dari WC dengan mendahulukan kaki kanan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berbuat seperti itu.
2.      Membaca doa,
غُفْرَانَكَ
“Ya Allah, ampunilah aku.” (Diriwayatkan Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Hadits ini hasan)
Atau doa,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الْأَذَى وَعَفَانِي
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan gangguan dariku, dan memberi kesehatan kepadaku.”
Atau doa,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْسَنَ إِلَيَّ فِي أَوَّلِهِ وَأَخِرِهِ
“Segala puji bagi Allah yang telah berbuat baik kepadaku dari pertama hingga akhir.”
Atau doa,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذَاقَنِي لَذَّتَهُ وَأَبْقَى فِيَّ قُوَّتَهُ وَأَذْهَبَ عَنِّي أُذَاهُ
Segala puji bagi Allah yang telah merasakan kepadaku kelezatan-Nya, mempertahankan kekuatan-Nya kepadaku, dan menghilangkan gangguan-Nya dariku.”

Karena semua doa di atas ada haditsnya.

0 komentar:

Post a Comment