Home » » Seseorang yang Memiliki Keterbelakangan Mental Tidak Akan Dihisab

Seseorang yang Memiliki Keterbelakangan Mental Tidak Akan Dihisab

Pertanyaan
Assalamualaikum,sy ingin bertanya apkah org yg mempunyai keterbelakangan mental akan dihisab atau tidak tlg dijelaskan?

Jawaban
Alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahilladzi haqqo hamdih, wash sholatu ‘ala khoiri kholqih, wa’ala aalihi mim ba’dih, ‘amma ba’du ;

Seseorang yang memiliki keterbelakangan mental, atau autis itu memiliki hukum yang sama dengan orang gila, anak yang belum baligh, dan orang yang belum sampai dakwah Islam kepadanya. Yaitu orang yang tidak memiliki beban syariat, atau dalam bahasa syariat Islam dia bukanlah seorang yang mukallaf (orang yang dibebani syariat), sebagaimana Allah berfirman,

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Al-Baqarah : 286)

Bantu Klik Iklan diatas yah untuk bantuan dakwah kami

Kemudian hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
رفع القلم عن ثلاث: عن النائم حتي يستيقظ و عن الصبي حتي يحتلم وعن المجنون حتي يفيق\
“Diangkat pembebanan hukum dari tiga (orang); orang tidur sampai bangun, anak kecil sampai baligh, dan orang gila sampai sembuh”. (Diriwayatkan al-Bukhari)

Dalam ayat tersebut Allah menyatakan, tidak akan membebani seseorang diluar batas kesanggupannya, sekarang bagaimana orang yang memiliki keterbelakangan mental, yang dibebaskan dalam melakukan syariat Islam, mau dihisab nanti di hari kiamat ? Di dunia saja dia tidak memiliki kewajiban terhadap syariat Islam, sebagaimana Allah berfirman,
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولاً
Sungguh Kami tidak akan mengadzab sebelum mengutus seorang Rasul” (Al Isra: 15)
Dan firman-Nya,
كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ. قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan? Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, lalu kami mendustakan(nya)” (QS. Al Mulk: 8-9)
Dalam dua ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwasanya adzab Allah itu tidak akan diberikan kepada orang-orang yang belum pernah mendengar dakwah para Rasul-Nya. Sekarang coba kita berpikir, apakah orang yang memiliki keterbelakangan mental bisa memahami hal ini ? ada satu buah riwayat dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يكون يوم القيامة رجل أصم لا يسمع شيئاً، ورجل أحمق، ورجل هرم ورجل مات في فترة فأما الأصم فيقول: رب لقد جاء الإسلام وما أسمع شيئاً، وأما الأحمق فيقول: رب لقد جاء الإسلام والصبيان يحذفونني بالبعر، وأما الهرم فيقول: رب لقد جاء الإسلام وما أعقل شيئاً، وأما الذي مات في الفترة فيقول: رب ما أتاني لك رسول، فيأخذ مواثيقهم ليطيعنه، فيرسل إليهم أن ادخلوا النار، قال: فوالذي نفس محمد بيده لو دخلوها لكانت عليهم برداً وسلاماً
Di hari kiamat ada seorang yang tuli, tidak mendengar apa-apa, ada orang yang idiot, ada orang yang pikun, ada yang mati pada masa fatrah. Orang yang tuli berkata: ‘Ya Rabb, ketika Islam datang saat itu aku tuli, tidak mendengar Islam sama sekali’. Orang yang idiot berkata: ‘Ya Rabb, ketika Islam datang, saat itu anak-anak nakal sedang memasung aku di dalam sumur’. Orang yang pikun berkata: ‘Ya Rabb, ketika Islam datang aku sedang hilang akal’. Orang yang mati pada masa fatrah berkata: ‘Ya Rabb, tidak ada utusan yang datang untuk mengajakku kepada Islam’. Lalu diuji kecenderungan hati mereka pada ketaatan. Diutus utusan untuk memerintahkan mereka masuk ke neraka. Nabi bersabda: ‘Demi Allah, jika mereka masuk ke dalamnya, mereka akan merasakan dingin dan mereka mendapat keselamatan‘” (Diriwayatkan Ahmad)
Jadi kesimpulannya, orang yang memiliki keterbelakangan mental tidaklah akan dihisab di akhirat kelak. Karena toh orang seperti ini tidak ada beban syariat Islam kepadanya.

Wallahu a’lam bishshowab..

0 komentar:

Post a Comment