Hidup seorang
diri tidaklah mengenakkan. Hal ini juga dirasakan Adam. Tak ada teman curhat.
Tak ada kawan berbagi baik dalam suka maupun duka. Pendek kata, Adam merasakan
kesepian. Ia membutuhkan seorang pendamping. Kemudian, Hawa diciptakan. Bahannya
diambil dari tulang rusuk Adam. Ketika itu, Adam yang sedang terlelap tidur
Allah mengambil tulang rusuknya yang sebelah kiri. Walau diambil tulang rusuk,
Adam tak merasakan sakit. Sekiranya merasa sakit, tentu Adam tidak akan sayang
kepada Hawa.
Setelah Hawa
tercipta, para malaikat bertanya, "Adam, siapa yang ada di samping
kau?"
"Seorang
perempuan"
"Siapa
namanya?"
"Hawa"
"Untuk apa
Allah menciptakan Hawa?"
"Untuk
mendampingi saya, memberi saya kebahagiaan, dan memenuhi keperluan hidup saya
sesuai dengan kehendak Allah."
Kebahagiaan
semakin lengkap. Allah menyuruh Adam dan Hawa tinggal di surga. Kehidupan di
sana serba enak. Apa saja boleh dilakukan. Mereka bebas mencicipi apa saja
sepuasnya. Namun, ada satu pantangan. Adam dan Hawa tidak boleh mendekati pohon
larangan. Larangan ini harus dipatuhi. Jika tidak, mereka bisa celaka. Di
surga, Adam tidak perlu mencari nafkah. Segala keperluan sudah tersedia. Pendek
kata, Adam dan Hawa tidak akan kelaparan, kehausan, dan kelelahan. Sungguh
menyenangkan. Semua boleh dilakukan. Yang penting tidak dekat-dekat dengan
pohon larangan. Mudah, bukan?
Dosa Pertama
Nabi Adam dan Hawa
Sejak
membangkang, iblis tidak diperkenankan lagi tinggal di surga. Perasaan dendam
dan dengki iblis semakin menjadi-jadi. Iblis tidak senang melihat Adam dan Hawa
bahagia. Oleh karena itu, iblis lalu mencari-cari kesempatan. Dia ingin
memperdaya mereka. Pokoknya, Adam juga harus keluar dari surga. Kesempatan itu
kini ada. Pohon larangan! Adam dan Hawa dilarang mendekati pohon itu. Ini
peluang emas, tidak boleh disia-siakan. Iblis merasa sangat senang. Inilah saat
untuk membuktikan. Adam dan Hawa akan menjadi pecundang. Apa pun caranya, Adam
dan Hawa harus berhasil dijerumuskan. Segala reka perdaya mesti dilakukan.
Berbaga muslihat direncanakan. Pertama-tama, iblis harus mendapat kepercayaan.
Dia pun melakukan pendekatan. Dia berpura-pura menganggap Adam dan Hawa sebagai
teman. Tutur katanya menawan. Bermacam rayuan dibisikkan iblis. Dikatakan bahwa
dia ingin memberi nasihat. Ada rahasia besar yang ingin disampaikan. Rahasia
supaya Adam dan Hawa bisa hidup kekal.
Akhinya, Hawa
tak kuasa menahan diri. Hawa memakan buah pohon larangan. Hawa pulang dengan
perasaan senang. Diceritakannya pengalaman tadi kepada Adam. Adam begitu
tertarik. Ia juga ingin mencicipi. Pohon itu kemudian didekati. Buahnya
dipetik. Dan...Adam memakan buahnya.
Lengkap sudah.
Adam dan Hawa melabrak larangan. Tak hanya mendekati pohon larangan, tetapi
juga memakan buahnya. Tak lama kemudian, Adam dan Hawa merasakan akibatnya.
Aurat mereka terbuka. Perasaan malu begitu saja membuncah. Mereka berusaha
mencari-cari dedaunan. Maksudnya, untuk menutupi aurat mereka. Namun,
pohon-pohon surga menjauh. Untungnya, ada satu pohon yang merasa kasihan. Pohon
Tin mau memberikan daun-daunnya. Aurat mereka pun bisa tertutupi.
Adam dan Hawa
sangat malu. Tak hanya karena aurat mereka terbuka. Tetapi juga, karena teguran
Allah kepada mereka. Adam dan Hawa sangat menyesal. Mereka telah bebuat
kesalahan. Sambil menitikkan air mata, mereka memanjatkan doa.
"Tuhan
kami, kami telah menzalimi diri kami. Sekiranya, Engkau tidak berkenan
mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang
merugi."Sebelumnya - Selanjutnya
0 komentar:
Post a Comment