
Para malaikat
merasa penasaran. Mungkinkah selama ini Allah kurang berkenan dengan
peribadatan mereka? Oleh karena itu, Allah berkehendak menciptakan makhluk yang
lebih baik. Mereka khawatir kalau Allah menciptakan Adam itu lantaran kelalaian
mereka. Atau ada kesalahan yang mereka lakukan tanpa disadari. Muncul juga keraguan di kalangan malaikat.
Mampukah manusia mengemban tugas berat itu? Sebab, sebelumnya bumi pernah
dihuni oleh kalangan jin. Ternyata, mereka sering berbuat keonaran. Banyak
terjadi pertumpahan darah, kemaksiatan, dan kerusakan di sana. Bukan tidak
mungkin Adam dan anak cucunya juga akan melakukan hal sama.
Keraguan para
malaikat sebenarnya tidak beralasan. Sebab, Adam mempunyai beberapa
keistimewaan. Adam diciptakan langsung oleh tangan Allah. Ruhnya juga langsung
ditiupkan olehNya. Selain itu, Adam juga dikaruniai akal. Berkat akal inilah
Adam bisa mengamati, mempelajari, dan memahami benda-benda. Akal inilah yang
memungkinkan Adam dan anak cucunya bisa menjalankan tugas sebagai khalifah di
bumi. Keistimewaan ini benar-benar terbukti. Adam mampu mengungkapkan nama benda-benda. Kemampuan ini ternyata tidak
dimiliki para malaikat. Mereka bungkam ketika disuruh untuk melakukan hal sama.
Akhirnya, para malaikat pun mengakui keistimewaan Adam.
Nabi Adam
Berasal dari Tanah
Kata Adam
berasal dari adim. Adimul Ardli berarti permukaan bumi. Nama Adam erat
kaitannya dengan bahan penciptaan. Adam diciptakan dari tanah yang ada di
permukaan bumi. Setelah mati, Adam dan anak cucunya juga akan dikuburkan di
dalam tanah.
Akhirnya, wujud
Adam menjadi sempurna. Allah kemudian meniupkan ruh kepadanya. Setelah ruh
ditiupkan, Allah menyampaikan sebuah titah kepada para malaikat. Titah itu juga
berlaku bagi makhluk lain yang saat itu berada dekat dengan para malaikat. Isi
titah menyebutkan agar para malaikat bersujud kepada Adam. Suatu penghormatan
yang tak diberikan kepada makhluk selainnya. Alhasil, para malaikat patuh
kepada titah sang pencipta. Mereka bersujud kepada Adam. Namun, ada makhluk
yang membangkang. Dialah si Sombong Iblis. Makhluk dari kalangan bangsa jin ini
merasa sok hebat. Dia merasa lebih mulia ketimbang Adam. Alasannya, iblis
diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Api lebih baik daripada tanah?
Iblis yang Sok
Hebat
Sifat sombong
iblis terlihat dari dua sikap. Pertama, iblis memandang rendah Adam. Di mata
iblis, Adam hanyalah makhluk kemarin sore,
sedangkan dia sudah ada jauh sebelum Adam ada. Lalu, Adam pun diciptakan
dari tanah, sedangkan dia diciptakan dari api. Masa, dia harus hormat kepada
makhluk seperti Adam itu. Kedua, iblis menolak kebenaran. Iblis menolak untuk
bersujud kepad Adam. Padahal, dia tahu bahwa yang memberi titah itu adalah
Allah.
Penolakan iblis
jelas merupakan kedurhakaan. Allah murka kepadanya. Akibatnya, dia diusir dari
surga. Tak hanya itu, iblis juga mendapat laknat Allah sampai hari kiamat. Ciri
orang yang mendapat laknat Allah ialah tak bisa keluar dari kesesatan. Itulah
sebabnya, iblis selamanya berada dalam kesesatan. Bermula dari kesombongan,
selanjutnya muncul kedengkian. Iblis merasa tidak nyaman lagi. Pasalnya, ada
makhluk yang mendapat kemuliaan lebih darinya. Dia tak terima. Tidak boleh ada
makhluk lain yang mengunggulinya. Oleh karena itu, dia ingin membuktikan kalau
Adam itu tidak ada apa-apanya. Caranya, dia akan berusaha menyesatkan Adam dan
anak-cucunya.
Maka,
kadung mendapat laknat, iblis meminta tempo. Dia meminta umur panjang. Tak
tanggung-tanggung, sampai hari kiamat. Umur selama itu akan dipergunakannya
untuk membalas dendam. Iblis tidak ingin sendirian berada di neraka. Dia ingin
membawa Adam dan keturunannya turut serta.Selanjutnya
0 komentar:
Post a Comment