Home » , , » Kisah Nabi Adam (Episode 4)

Kisah Nabi Adam (Episode 4)

Pembunuhan Pertama di Dunia
Suatu ketika, Adam hendak bepergian. Sebelum berangkat, Adam menyampaikan amanat kepada Qabil untuk menjaga semua anggota keluarga. Kerukunan harus dipelihara. Qabil mengangguk-angguk. Ia berjanji untuk menjalankan amanat itu dengan sebaik-baiknya. Dalam hati, Qabil tertawa. Ia merasa senang. Senang bukan karena mendapat kepercayaan dari sang ayah. Tetapi, ia merasa mendapat kesempatan. Ya, kesempatan untuk membalas dendam.
Adam berangkat dengan hati tenang. Dengan sepenuh hati, ia percaya kepada Qabil. Bagaimanapun Qabil adalah anak sulung. Qabil yang dituakan. Tak lama setelah Adam berangkat, Qabil bersiap-siap. Ia akan menyatroni peternakan. Sesampainya di sana, Qabil segera menghampiri Habil.
"Aku datang untuk membunuh kau!" Qabil menghardik penuh kebencian.
"Apa salah saya? Mengapa kakak hendak membunuh saya?"
"Karena kau telah merampas harapanku. Kau telah merebut Iklima."
"Allah yang menentukan. Saya hanya berusaha."
"Saya juga berusaha!" bentak Qabil.
"Ketahuilah kakak, Allah hanya menerima kurban dari orang berhati tulus. Orang yang berhati tulus akan memilih kurban yang paling baik. Kenapa kakak memilih gandum yang busuk. Jelas saja, kurban kakak tidak diterima."
"Sudahlah! Kau jangan nyerocos! Tidak usah repot-repot memberi nasihat. Aku tetap akan membunuh kau!" kata Qabil berang.
"Bukannya kakak juga telah setuju dengan penyelesaian seperti itu? Sadarlah, Kak. Kakak jangan terperdaya oleh setan. Ingat, setan adalah musuh kita. Setan yang telah mengakibatkan ayahanda dan ibunda keluar dari surga. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan sampai kakak menyesal kelak."
"Diam! Aku akan membunuh kau!"
"Jika kakak bersikeras, saya tidak akan membalas. Saya takut kepada Allah. Saya tidak akan melakukan perbuatan zalim. Semua saya serahkan kepada Allah."
Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Nasihat Habil sama sekali tak ada artinya. Yang terjadi malah Qabil semakin marah. Dendam semakin tak tertahan. Rasanya, ia ingin segera menghabisi nyawa adiknya itu. Iblis tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia terus-menerus membisikkan kejahatan. Sebenarnya, Qabil sendiri kebingungan. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Belum terpikirkan bagaimana membunuh habil.
Saat Qabil kebingungan, Iblis menjelma. Di hadapan Qabil, Iblis mencontohkan. Iblis menghantam kepala seekor burung dengan batu. Darah segar muncrat. Kepala burung itu pecah. Sesaat burung itu menggelepar-gelepar, lalu mati. Qabil mendapat ide. Sekarang, ia tahu apa yang harus dilakukan. Tinggal menunggu saat yang tepat.  Saat itu, Habil sedang terlelap tidur. Qabil berjalan. Ia menghampiri sang adik. Batu besar menghantam kepala Habil. Saking kerasnya hantaman batu besar, tak lama kemudian Habil menghembuskan napas terakhir. Peristiwa ini merupakan pembunuhan yang pertama kali dilakukan manusia di bumi ini.
Belajar dari Burung Gagak
Bingung. Demikian, yang dialami Qabil setelah membunuh sang adik. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Mayat Habil lama tergeletak. Sampai-sampai, mengeluarkan bau busuk. Qabil hanya bisa mondar-mandir. Beberapa lama kemudian, datanglah dua ekor burung gagak. Kedua burung ini berkelahi. Salah satunya, kemudian mati. Lalu, si pemenang menggali tanah dengan cakarnya. Setelah cukup, bangkai burung gagak itu dimasukkan. Bangkai burung gagak itu dikuburkan ke dalam lubang. Melihat kejadian itu, Qabil termenung. Ia baru menyadari kedunguannya.
"Bodoh sekali aku ini! Masa aku kalah pintar sama burung gagak itu," gerutunya.
Burung gagak telah mengajari Qabil. Hal yang sama kemudian dilakukan oleh Qabil. Sebuah lubang digali. Setelah cukup dalam, ia memasukkan mayat Habil ke dalamnya.
Beberapa hari kemudian, Adam pulang. Ia ingin segera bertemu dengan keluarganya. Terbayang keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan. Sampai di rumah, Adam beristirahat sejenak. Anggota keluarga berkumpul di dekatnya. Usai melepas lelah, Adam menanyakan perihal Habil. Dari tadi Habil tak kelihatan. "Dimana Habil?" tanyanya.
"Saya tidak tahu."
"Kamu yang diberi amanat untuk menjaga semua anggota keluarga, kan? Ke mana Habil?"
"Saya tidak tahu. Saya nggak mungkin menjaga Habil setiap saat." jawab Qabil ketus.
Pasti telah terjadi sesuatu, pikir Adam. Tapi, ke mana gerangan harus mencari Habil? Akhirnya, Adam pun tahu. Habil telah dibunuh. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Qabil. Adam sangat berduka. Terbayang bagaimana Habil dianiaya. Tega nian sang kakak. Disuruh menjaga, malah membunuh. Gara-gara dengki, hubungan keluarga jadi rusak. Seorang kakak bahkan tega membunuh adik kandungnya sendiri. Sungguh menyedihkan. Setan telah memanfaatkan kesempatan. Adam hanya berserah diri kepada Allah. Semua ia terima sebagai kehendak-Nya. Kepedihan ia hadapi dengan kesabaran. Bahkan, ia tetap memohonkan ampunan untuk anaknya, Qabil.
Nabi Adam Wafat
Nabi Adam terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak mereka mengamalkan ajaran Allah untuk menyembah-Nya, berbuat baik kepada sesama, jujur, dan saling menolong. Dalam riwayat, Nabi Adam wafat dalam usia seribu tahun setelah sebelumnya menderita sakit selama 11 hari. Setahun kemudian Hawa meninggal. Sebagian riwayat menyatakan Nabi Adam dimakamkan di kota Mekah dan Hawa dimakamkan di kota Jedah.
Demikianlah uraian tentang Kisah Nabi Adam AS: Tercipta hingga Wafat, semoga bermanfaat.

Sebelumnya

0 komentar:

Post a Comment