Kita hidup di dunia ini hanya sementara, dan akhirat-lah yang nantinya akan
menjadi tempat kembali kita untuk selama-lamanya. Tapi, yang menjadi pertanyaan
apakah di akhirat kelak masuk surga dan merasakan kenikmatan yang tiada
bandingannya? Atau kita masuk neraka dan merasakan siksaan yang amat sangat
pedihnya ? Kita meyakini, bahwa memang setiap orang yang beriman meskipun
berdosa pasti akan masuk surga, meskipun mampir dulu ke neraka.
Terus yang menjadi pertanyaan, bagaimana seorang yang beriman masuk surga
tanpa mampir dulu ke neraka. Jawabannya ada dua :
Pertama,
untuk kaum adam (pria) yang ingin masuk surga adalah dengan berbakti kepada
kedua orangtuanya terutama kepada ibunya, hal ini sebagaimana diriwayatkan dari
Muawiyah bin Jahimah As-Salami bahwasanya ia pernah datang menemui Nabi lalu
berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin pergi berjihad, dan aku datang kepadamu
untuk meminta pendapat.” Beliau berkata, “Apa kau masih mempunyai Ibu?” Ia
menjawab, “Ya, Masih.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فألزمها فإن الجنة تحت رجليها
“Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya
surga itu dibawah kedua kakinya.” (Riwayat an-Nasa’i)
Di dalam hadits ini kita lihat, ketika ada seorang sahabat Rasulullah izin
untuk pergi berjihad, tapi rasulullah malah menanyakan apa ia masih memiliki
ibu atau tidak. Jika masih, maka ia lebih baik izin terlebih dahulu kepada
ibunya untuk pergi berjihad. Kita ketahui, bahwasanya jihad itu wajib hukumnya,
jika mati ketika jihad maka syahid dan surga menantinya. Akan tetapi disini,
rasulullah menjelaskan bahwasanya berbakti kepada ibunya lebih mulia daripada
berjihad di medan perang.
Kedua, untuk
kaum hawa (wanita) yang ingin masuk surga adalah dengan taat dan patuh kepada
suaminya, hal ini sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أيما امرأة ماتت وزوجها راض دخلت الجنة
“Wanita mana saja yang meninggal dunia dan suaminya dalam
keadaan ridho padanya, maka ia pasti masuk surga.” (Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dalam hadits ini Rasulullah menjelaskan bahwasanya keridhoan suami itu
dapat menyebabkan seorang istri masuk surga, bagaimana menjadi istri yang
mendapatkan ridho suami, yaitu istri yang senantiasa patuh dan taat terhadap
suaminya dalam hal yang diperbolehkan dalam syariat. Jadi andaikata ada seorang
suami yang melarang istrinya untuk bertemu dengan orangtua istrinya karena
suami memiliki hajat terhadapnya, maka ia tidak boleh bertemu orangtuanya..
(pembahasan ini akan kami ulas lebih jauh dalam artikel selanjutnya) insya
Allah.
0 komentar:
Post a Comment