Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْمَرْءُ
مَعَ مَنْ أَحَبَّ
"Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya." (Diriwayatkan
Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan At-Tirmidzi)
Asbabul Wurud
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
رَأَيْتُ
أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرِحُوا بِشَيْءٍ
لَمْ أَرَهُمْ فَرِحُوا بِشَيْءٍ أَشَدَّ مِنْهُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ
الرَّجُلُ يُحِبُّ الرَّجُلَ عَلَى الْعَمَلِ مِنْ الْخَيْرِ يَعْمَلُ بِهِ وَلَا
يَعْمَلُ بِمِثْلِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Aku melihat para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bergembira karena sesuatu yang aku belum pernah melihat mereka bergembira
melebihi hal itu. Salah seorang dari mereka berkata, "Wahai Rasulullah,
seorang laki-laki menyukai seseorang karena amal baik yang ia kerjakan, namun
ia tidak bisa melakukan yang serupa?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam lalu bersabda: "Seseorang itu akan bersama orang yang
disukainya.” (Diriwayatkan Abu Dawud)
Penjelasan Hadits
Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam setiap
orang itu kelak di akhirat akan dipertemukan dan bersama dengan orang yang
dicintainya. Dicintai disini, bisa juga orang yang diidolakan, didukung,
disayangi, dijaga, dilindungi, atau teman pun dapat masuk dalam kategori ini.
Jadi tatkala ada orang yang mencintai seorang yang sholeh, orang
yang taat, rajin beribadah, orang Islam, orang yang kelak dijanjikan oleh Allah
akan masuk ke dalam surga-Nya. Maka, sudah barang tentu orang yang mencintai
tersebut pasti akan bersama orang yang dicintainya di surga-Nya juga kelak.
Adapun jika ada orang yang mencintai seorang yang buruk, orang yang sombong,
ahli maksiat, orang Kafir, orang yang kelak disiksa oleh Allah di dalam
neraka-Nya. Maka, sudah barang tentu orang yang mencintai tersebut pasti akan
bersama orang yang dicintainya pula di neraka-Nya juga kelak. Mengapa demikian
? karena sebagaimana dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam bersabda,
الْمَرْءُ
عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
"Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka
hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai
teman dekat." (Diriwayatkan Ahmad)
Lihatlah betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memperingatkan
kita, agar kita tak salah dalam mencintai orang atau mengidolakan seseorang
atau memilih. Karena disaat kita memilik seorang teman, maka tatkala teman kita
adalah orang yang ahli maksiatnya, lama kelamaan kita juga pasti akan
terjerumus ikut dalam kemaksiatan. Dan ketika berteman orang yang berbeda agama
dengan kita, atau kita mengidolakannya, atau mengidolakannya, lama-kelamaan,
sadar-tidak sadar kita nanti pasti akan mengikutinya dan –Nauzubillah- kita
dapat terbawa ke dalam agamanya. Sebagaiman Abu Hurairah pernah mengatakan,
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ،
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ .
فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi
sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang
menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu
mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas
siapa lagi?“ (Diriwayatkan Al-Bukhari)
0 komentar:
Post a Comment