Shalat
Shalat adalah amal yang pertama kali diperhitungkan oleh Allah di hari
kiamat kelak bagi orang-orang yang beriman kepada Allah. Sedangkan bagi
orang-orang yang kafir sudah tidak ada yang perlu untuk diperhitungkan, karena
sebaik atau sebanyak apapun amal kebaikan yang diperbuat orang kafir di dunia
maka tak akan gunanya di akhirat kelak.
Shalat merupakan cerminan dari keseluruhan amalan bagi orang yang beriman,
hal ini sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
” إِنَّ أَوَّلَ مَا
يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ
صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ
فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى :
انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ
الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ :
” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ ” .
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan
dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan
mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan
menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka
wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah
pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut
akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya
seperti itu.” (Hadits
riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya)
Di dalam hadits tersebut secara jelas Rasulullah menerangkan bahwasanya
shalat-lah nanti yang akan Allah perhitungkan setelah keimanan seseorang, jadi
ketika seorang beriman tidak serta merta Allah akan memasukkan di surga saat di
akhirat, tapi Allah akan melihat amal shalatnya dulu, karena shalat itu sendiri
adalah pembuktikan dari iman. seperti seorang lelaki yang mencintai seorang
wanita, ia baru dikatakan orang yang mencintainya jika sudah memberikan bukti
cintanya. Hal ini sebagaimana pula dari definisi iman itu sendiri, yaitu :
اَلْإِيْمَانُ :
التقرير بالسان ، والتصديق بالجنان ، والعمل بالأركان .
Iman adalah pernyataan dengan perkataan,
pembenaran di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan-perbuatan.
Oleh karena itu, jika kita mengaku sebagai seorang muslim yang beriman
kepada Allah, maka kerjakan dan dirikinlah shalat dengan sebenar-benarnya. Bisa
saja kita mengaku sebagai orang yang beriman, akan tetapi Allah tidak mengakui
atas keimanan kita tersebut.
Mengenai pembahasan tentang shalat ini nanti akan kami terangkan lebih
lengkap lagi dalam tulisan-tulisan kami selanjutnya.
Wallahu’alam ...
0 komentar:
Post a Comment